Pasti Merinding, Kisah Nyata Cerita Desa Tidak Berpenghuni Ini Misterius
Desa tidak berpenghuni ini misterius, kamu tentu merinding - Narasi ini saya peroleh dari travel agent. Namanya Winda, serta tiga topiknya. Berempat mereka pergi ke sana. Ciamis, Jawa Barat, cari desa yang kosong serta cuma ditempati oleh patung yang hilang waktu siang hari serta ada saat malam datang. Pergi dari Bandung memakai mobil bak jam 12 siang.
Tiga jam perjalanan. Pada akhirnya datang di Ciamis, Mereka menanyakan kesana-kemari bertanya tempat itu. Tetapi Masyarakat dari sana bingung mengapa mereka ke sana ke desa yang kosong. Ditengah-tengah perjalanan salah satunya rekan Winda, berhenti serta tidak ingin melajutkan perjalan. Mereka juga berdepat hebat hingga kemudian putuskan, supaya pulang waktu gelap datang entahlah itu pulang ke Bandung atau Pangandaran. Winda serta topiknya meneruskan perjalanan, lama-lama perjalanan ke desa semakin sepi. Mereka juga datang dari sana, Desa Kosong.
Setiba di desa. Kagum serta mistis bersatu dari sana, bagaimana tidak patungnya seperti seakan hidup. Banyak patung yang melakukan kegiatan setiap hari seperti. Wanita yang menyusui, pria yang menggerakkan gerobaknya, Beberapa anak yang bermain kelereng komplet dengan kelerengnya. ekpresinya seakan sajian, seperti yang ketawa, menangis, geram diam. Winda juga coba menyentuhnya. Hangat, patung ini hangat, tidak banyak berpikir kemungkinan itu sebab terkena matahari. Keempat temenya suka serta mendokumentasikanya dengan berpoto.
Jam lima waktu itu. Gelap hampir datang, Rekan Winda juga ajak pulang teman-temanya. Tapi Winda dengar nyayian ciri khas sunda di salah satunya rumah, tanpa ada berpikir panjang winda ke arah tempat itu. Winda ucapkan salam serta dibalas oleh pemilik rumah.
Tetapi yang ia lihat bukan lah manusia. Tetapi patung wanita yang sedang menyisir rambutnya menghadap cermin. Winda tidak dapat bergerak.
Salah satunya temannya berteriak. Pada akhirnya Winda dapat bergerak serta pergi dari sana. Waktu disaksikan, dibak mobil ada patung anak kecil yang sedang meringkuk. Mereka juga menanyakan siapa yang simpan patung itu , tetapi tidak ada yang mengetahui. Mereka mengusung patung itu dengan kerja keras serta tuturnya berat sekali. Salah satunya temannya memphoto waktu event itu. Dengan kerja keras pada akhirnya mereka sukses keluarkan patung anak kecil itu.
Waktu perjalanan. Ke arah Pangandaran, Winda serta teman-temanya pucat, terkejut sebab. Poto yang mereka mengambil tidak ada satu juga yang tersimpan. Yang ada, cuma poto waktu mereka mengusung patung anak kecil. Tetapi yang mereka angkat bukan lah patung, tetapi manusia. Anak manusia yang tersenyum. Menghadap camera.
*Ada hal yang tidak dapat kami, tunjukkan salah satunya ialah poto serta detil tempat. Saya minta maaf pada beberapa pembaca. Waktu cerita ini dipublikasi, beberapa orang yang cari tempat itu. Keyakinan akan narasi ini, bergantung anda semua. Saya cuma mengemukakan, awalnya saya berterima kasih.
Tiga jam perjalanan. Pada akhirnya datang di Ciamis, Mereka menanyakan kesana-kemari bertanya tempat itu. Tetapi Masyarakat dari sana bingung mengapa mereka ke sana ke desa yang kosong. Ditengah-tengah perjalanan salah satunya rekan Winda, berhenti serta tidak ingin melajutkan perjalan. Mereka juga berdepat hebat hingga kemudian putuskan, supaya pulang waktu gelap datang entahlah itu pulang ke Bandung atau Pangandaran. Winda serta topiknya meneruskan perjalanan, lama-lama perjalanan ke desa semakin sepi. Mereka juga datang dari sana, Desa Kosong.
Setiba di desa. Kagum serta mistis bersatu dari sana, bagaimana tidak patungnya seperti seakan hidup. Banyak patung yang melakukan kegiatan setiap hari seperti. Wanita yang menyusui, pria yang menggerakkan gerobaknya, Beberapa anak yang bermain kelereng komplet dengan kelerengnya. ekpresinya seakan sajian, seperti yang ketawa, menangis, geram diam. Winda juga coba menyentuhnya. Hangat, patung ini hangat, tidak banyak berpikir kemungkinan itu sebab terkena matahari. Keempat temenya suka serta mendokumentasikanya dengan berpoto.
Jam lima waktu itu. Gelap hampir datang, Rekan Winda juga ajak pulang teman-temanya. Tapi Winda dengar nyayian ciri khas sunda di salah satunya rumah, tanpa ada berpikir panjang winda ke arah tempat itu. Winda ucapkan salam serta dibalas oleh pemilik rumah.
Tetapi yang ia lihat bukan lah manusia. Tetapi patung wanita yang sedang menyisir rambutnya menghadap cermin. Winda tidak dapat bergerak.
Salah satunya temannya berteriak. Pada akhirnya Winda dapat bergerak serta pergi dari sana. Waktu disaksikan, dibak mobil ada patung anak kecil yang sedang meringkuk. Mereka juga menanyakan siapa yang simpan patung itu , tetapi tidak ada yang mengetahui. Mereka mengusung patung itu dengan kerja keras serta tuturnya berat sekali. Salah satunya temannya memphoto waktu event itu. Dengan kerja keras pada akhirnya mereka sukses keluarkan patung anak kecil itu.
Waktu perjalanan. Ke arah Pangandaran, Winda serta teman-temanya pucat, terkejut sebab. Poto yang mereka mengambil tidak ada satu juga yang tersimpan. Yang ada, cuma poto waktu mereka mengusung patung anak kecil. Tetapi yang mereka angkat bukan lah patung, tetapi manusia. Anak manusia yang tersenyum. Menghadap camera.
*Ada hal yang tidak dapat kami, tunjukkan salah satunya ialah poto serta detil tempat. Saya minta maaf pada beberapa pembaca. Waktu cerita ini dipublikasi, beberapa orang yang cari tempat itu. Keyakinan akan narasi ini, bergantung anda semua. Saya cuma mengemukakan, awalnya saya berterima kasih.