Jangan Kaget! Ini 6 Bukti Menyeramkan dari Hutan Aokigahara, Jepang
6 Bukti Menyeramkan dari Hutan Aokigahara - Mitos serta Hutan 'Bunuh Diri' di Gunung Fuji
Hutan Aokigahara jadi tempat bunuh diri favorite di Jepang
Jakarta Awal tahun ini nyatanya diwarnai terdapatnya masalah yang menerpa Logan Paul. Bintang youtube dengan penganut 15 juta subscribe itu, mengupload content video yang dikritik oleh beberapa orang.
Pasalnya dalam video itu, tanpa ada merasakan bersalah Logan tampilkan orang yang wafat bunuh diri di hutan Aokigahara di Jepang. Sebab membuat berang serta sedih publik, Logan sampai harus lakukan keinginan maaf 2x lewat twitter pribadinya.
Selain itu, hutan Aokigahara memang populer luas jadi tempat terkenal untuk bunuh diri. Hutan yang ada di kaki Gunung Fuji itu diberitakan simpan bagian misterius di dalamnya. Di bawah ini beberapa hal menakutkan yang tersimpan di hutan Aokigahara.
1. Hutan yang sunyi
Hutan Aokigahara memiliki pohon-pohon yang rata-rata mempunyai tinggi sepuluh kaki. Pohon-pohon itu memiliki daun-daun yang rimbun serta padat hingga seperti membuat kanopi pada hutan.
Oleh karenanya, sinar matahari tidak seluruhnya bisa menyinari ruang hutan. Akhirnya hutan Aokigahara tetap erat dengan nuansa yang gelap serta damai.
Selanjutnya jarang-jarang sekali diketemukan hewan liar yang berkeliaran di hutan. Kemungkinan sebab tidak beberapa sumber makanan disana, beberapa hewan menjauhi hutan itu. Di balik itu, hutan Aokigahara dipandang seperti hutan yang benar-benar sunyi.
Serta buat beberapa pejalan kaki, timbulnya suara burung adalah panorama yang jarang-jarang didapati, hingga bisa membuat mereka kaget saat mendengarnya. Sebab kesunyian dari hutan itu, diberitakan beberapa suara hantu yang mendesah serta menangis dapat terdengar dari jarak yang jauh.
2. Dapat membuat kamu tersesat
Dari jauh kamu dapat lihat panorama Gunung Fuji yang menentramkan dengan hutan Aokigahara dibawah kakinya.
Namun panorama indah itu sebetulnya tidak seindah dengan kenyataanya. Pohon-pohon yang rimbun serta seragam bisa dengan gampang membuat kamu tersesat.
Itu penyebabnya, beberapa pejalan kaki di Aokigahara umumnya ikuti jalan setapak serta bawa pita berwarna untuk mengidentifikasi jalan. Bila sampai tersesat, GPS serta hp tidak akan bermanfaat untuk dipakai disana.
3. Tempat terkenal untuk lakukan bunuh diri
Aokigahara yang sunyi adalah tempat sunyi serta damai. Kemungkinan beberapa orang berpikir jika hutan ini adalah tempat yang pas untuk peristirahatan paling akhir mereka.
Hingga sangat mungkin buat beberapa orang pergi ke Aokigahara cuma untuk akhiri hidup mereka dengan dengan tenang tanpa masalah.
Oleh karena itu, hutan ini dipandang seperti situs bunuh diri paling populer sesudah Golden Gate Bridge. Pemerintah Jepang sampai harus sembunyikan angka kematian bunuh diri di Aokigahara, supaya hentikan tempat itu jadi terkenal.
Tidak bingung bila disana kamu dapat temukan papan peringatan tidak untuk bunuh diri. Umumnya papan itu tertulis pesan menggugah seperti "Hidupmu adalah anugrah bernilai buat orangtuamu" atau "Pikirkan mengenai keluargamu!".
4. Roh Yurei
Menurut narasi rakyat Jepang, roh gentayangan yang diketahui dengan nama Yurei dipandang menghantui hutan Aokigahara dalam tempo yang lama. Umumnya dia dilukiskan dalam figur wanita yang pucat dengan pakaian putih panjang serta rambut bewarna hitam.
Bedasarkan adat serta keyakinan di Jepang, bila akhiri hidup dengan bunuh diri karena itu roh mereka tidak bisa masuk dengan beberapa leluhur di dunia lain. Kemungkinan oleh karena itu Yurei dapat gentayangan.
Untuk menghindarkan hal tersebut, umumnya beberapa orang yang wafat sebab bunuh diri, mayatnya akan ditemani oleh seorang. Petugas hutan Aokigahara umumnya lakukan ritual ini supaya arwah orang yang bunuh diri tidak sendirian serta jadi geram.
5. Terkenal jadi situs bunuh diri lama
Sudah lebih dari beberapa dekade hutan Aokigahara populer jadi situs bunuh diri. Kemungkinan beberapa orang dari kita cuma tahu belakangan ini.
Tetapi, hutan itu terkenal untuk jadikan tempat bunuh diri semenjak tahun 1950. Beberapa literatur dipandang sempat mengangkat ketenaran hutan Aokigahara jadi tempat bunuh diri.
Pada 1960, penulis Seicho Matsumoto menulis novel yang disebutkan dengan Kuroi Kaiju. Cerita yang ditulisnya selesai dengan ironis yaitu dua pasangan yang sama-sama menyukai mati bunuh diri bersama dengan di hutan. Semenjak novel itu melesat, masalah bunuh diri diberitakan alami penambahan.
Tidak cuma novel Matsumoto, Wataru Tsurumui yang membuat buku polemis mengenai bunuh diri pada tahun 1993, mengatakan hutan Aokigahara adalah tempat yang paling pas untuk akhiri hidup. Tidak terkejut bila buku Tsurumui sering diketemukan dekat sama jasad orang yang bunuh diri di hutan itu.
6. Narasi kuno orang-tua yang dibiarkan
Kehidupan yang susah dan kemiskinan, membuat beberapa anak tega buang orangtua mereka ke hutan. Ini dikerjakan sebab jaman dulu, beberapa orang miskin tidak mempunyai cukup makanan yang dapat diberi pada semua bagian keluarga.
Hingga, bagian keluarga yang paling tua seperti ibu, mereka butuh taklukkan untuk bertahan hidup.
Aokigahara jadi salah satunya hutan dimana beberapa orang Jepang dulu buang orang-tua mereka. Umumnya beberapa orang tua yang dibiarkan akan perlahan-lahan wafat sebab kelaparan serta diberitakan akan menghantui hutan tempat dia wafat.
Di Jepang, rutinitas kuno ini disebutkan ubasute. Sebetulnya tidak cuma di Jepang saja yang bertindak keji ini, di beberapa negara Asia lain seperti Korea sempat juga lakukan ini dalam penduduknya.